Yakin jadi Penulis?

MENURUTMU, apa sih yang paling dibutuhkan kalau kita mau jadi penulis?
Pernah suatu kali aku nemu posting-an di media sosial. Lebih tepatnya, di suatu grup kepenulisan khusus anak-anak Wattpad. Di sana ada banyak penulis maupun pembaca, mulai dari yang terkenal sampai yang biasa-biasa saja. Nah, sedangkan posting-an ini ditulis sama satu orang penulis yang ngakunya masih newbie alias pemula.
Aku enggak begitu ingat detail isi posting-annya bagaimana, tapi yang jelas, si penulis pemula ini minta saran sama penulis-penulis lain yang lebih berpengalaman. Kira-kira dia bertanya seperti, "Kalau saya mau jadi penulis, bagusnya saya mulai dari mana?".
Kalau kalian sendiri yang nemu posting-an kayak begitu, kira-kira hal apa yang mau kalian sarankan?
Waktu itu memang enggak banyak yang komentar di posting-an si penulis pemula. Cuman, serius deh, isinya bermanfaat dan beragam. Ada yang ngasih saran buat memperbaiki gaya penulisan, yang mencakup dalam ilmu EYD dan sejenisnya. Ada lagi yang nyaranin buat ngerancang plot dengan sebaik mungkin supaya enggak ngebosenin. Dan masih banyak lagi, yang berhubungan dengan menarik minat baca orang-orang. Entah itu pemilihan genre yang paling banyak diminati, gaya penulisan yang paling mudah dimengerti, dan sebagainya.
Aku sendiri, sebenarnya cuma kepingin nge-scroll kolom komentar buat dibaca-baca santai, sampai suatu waktu ada satu hal yang menurutku kurang. Tentang gaya serta aturan kepenulisan, perancangan alur cerita mulai dari tokoh sampai berbagai jenis latar, juga pemilihan genre dan sebagainya; semua itu memang penting. Bahkan enggak cuma sekadar penting, tapi banget malah.
Hanya saja, sesuatu yang ngebikin aku bertanya-tanya, "Di nomor berapakah kamu mencantumkan kata 'komitmen' dalam daftarmu?".
Itulah yang aku cari-cari.
Seriously, bagiku pribadi, komitmen itu yang paling penting kalau kamu memang kepingin terjun dalam dunia kepenulisan. Karena enggak peduli mau sebaik apa pun kemampuanmu menulis, kalau enggak ada yang namanya komitmen, semua itu enggak bakal berguna. Itulah yang bakal terlihat jelas kalau kamu bergabung di grup kepenulisan tertentu. Ada yang aktif hanya di awal, ada juga yang aktif hingga di akhir. Enggak jarang juga nemu orang yang semangat nulisnya menggebu-gebu di awal, tapi di akhir malah malas-malasan.
But, why?
Mengapa tidak semua calon penulis mampu aktif hingga akhir?
Ini bukan masalah waktu atau sesibuk apa kamu selama sehari-hari. Bukan juga masalah pandangan buruk orang lain, terutama orang tua yang enggak mau anaknya menjadi penulis. Kalau kamu tidak punya waktu untuk menulis, lelah karena menjalani rutinitas, you can take a break but it doesn't mean you must stop. Kalau orang tuamu enggak setuju kamu jadi penulis karena meremehkanmu atau hal sejenis lainnya, you don't have to arguing with them; just write and prove it!
Bagiku, komitmen itu lebih kepada seberapa mampu kamu bertahan selama hasil karyamu diproses. Seberapa mampu kamu menangkal rasa bosan pada pertengahan alur ceritamu, seberapa mampu kamu menahan frustasimu setiap kali kalimat yang kamu ketik enggak sebagus biasanya, seberapa mampu kamu menahan rasa malu kalau-kalau suatu saat nanti hasil karyamu dihina, tetapi juga seberapa mampu kamu menahan semangatmu yang menggebu-gebu supaya enggak kebablasan menuliskan hal nonsense. Kamu yang penulis, pasti pernah ngerasain hal semacam itu kan?
Menulis memang hobi.
Bagi mereka yang paham, menulis itu menyenangkan.
Aku enggak bakal menyangkal itu semua, karena memang benar adanya begitu. Walaupun terkadang, menulis itu terasa seperti sedang ngebanting-banting atau ngeremas-remas otak, aku tetap menganggap kalau menulis itu adalah hobi. Karena itu, enggak apa-apa dong kalau aku menganggap menulis itu bikin frustasi, tapi juga bagai candu? Sederhananya, dunia kepenulisan itu bikin senang sekaligus bikin frustasi.
Lalu kamu, yakin siap masuk ke dunia yang kayak begitu?
Bangun komitmenmu!

Komentar